Sejak SD dia suka memiliki imajinasi sendiri. Dia asyik main sendiri entah robot2an, menelusuri jejak semut dan lainnya. Sebagai anak lelaki bungsu mamanya sangat memanjakannya, apapun yang dia mau dituruti. Yah sedikit egois jadi bawaan. Waktu berlalu, masa-masa terkahir SD berjuang bersama 2 kawannya untuk lulus ebtanas dengan nilai memuaskan. Masa remaja dilalui seperti halnya yang dilakukan anak muda lainnya, pernah sekali mereka mencoba mengayuh sepeda ke kota tetangga yang biasanya ditempuh dengan mobil sekitar 45 menit. Menaksir cewek dan cita-cita melanjutkan kuliah ke jurusan informatika.
Dan cita-citanya terkabul, selepas SMu dia diterima di sebuah kampus di malang. Kayuhan semakin mantap.
Pada tahun-tahun pertama dia lalui dengan segala kesibukan mahasiswa baru, bahkan dia sering mengesampingkan keluhan kesehatannya.
Semester 2, baru semester 2, diagnose dokter mengatakan dia terkena leukimia. Dan semua sudah terlambat, diagnosa itu muncul setelah dia benar-benar kolaps masuk rumah sakit, tak berdaya.
Di hari-hari terakhir ujian, ditutup dengan menghadiri pemakamannya.
Tidak ada kata dan pertanyaan terucap, hanya belasungkawa....Seolah tak percaya...apa ini mimpi? Ini bukan mimpi ketika kau berjalan ke kota kecil tempat tinggalnya dan mencarinya di rumahnya...
No comments:
Post a Comment